Minggu, 22 Januari 2012

Mikroorganisme Bagi Kehidupan Manusia


MIKROORGANISME BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

Mikroorganisme atau mikroba adalah mikroorganisme hidup yang berukuran sangat kecil dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme ada yang tersusun atas satu sel (uniseluler) dan ada yang tesusun atas beberapa sel (multiseluler). Walaupun mikroorganisme uniseluler hanya tersusun atas satu sel, namun mikroorganisme tersebut menunjukkan semua karakteristik organisme hidup, yaitu bermetabolisme, bereproduksi, berdiferensiasi, melakukan komunikasi, melakukan pergerakan dan berevolusi.
Organisme yang termasuk ke dalam golongan mikroorganisme adalah bakteri, archaea, fungi (kapang dan khamir), protozoa, alga mikroskopik, dan virus. Virus, bakteri, dan archaea termasuk ke dalam golongan prokariot, sedangkan fungi, protozoa, alga mikroskopik termasuk ke dalam golongan eukariot.
Mikroorganisme ini hidupnya cosmopolitan artinya terdapat di mana-mana, baik di udara, tanah, air, makanan, minuman ataupun lainnya. Interaksinya baik sesama mikroorganisme ataupun dengan organisme lain dapat berlangsung dengan cara aman, dan menguntungkan, maupun merugikan.
Mikroorganisme cenderung diasosiasikan dengan penyakit-penyakit infeksi ataupun pembusukan makanan. Akan tetapi, mayoritas mikroorganisme justru memberikan kontribusi bagi keseimbangan ekosistem lingkungan hidup, khususnya bagi kesejahteraan manusia.
Beberapa contoh peranan mikroorganisme yang menguntungkan bagi kesejahteraan manusia antara lain :

1.      1. Daur ulang elemen-elemen vital
Elemen-elemen kimia seperti karbon, nitrogen, oksigen, sulfur, dan fosfor bersifat esensial untuk kehidupan dan jumlahnya sangat banyak, namun tidak dapat digunakan oleh organism secara langsung.
Mikroorganisme berperan mengubah elemen-elemen tersebut menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh hewan dan tumbuhan, misalnya dengan mendekomposisi limbah organic menjadi CO2, Nitrogen dari udara harus diubah menjadi ammonia oleh mikroorganisme untuk dapat digunakan tanaman dan hewan. Contoh mikroorganisme penambat Nitrogen adalah Rhizobium, Bradyrhizobium, Azorhizobium, Azzolla, Frankia, Azotobacter, Azospirillum, alga hijau biru, dll.

2.      2. Penanganan limbah

 


Penanganan limah merupakan proses yang mengkombinasikan proses kimia dan fisika yang melibatkan mikroorganisme. Secara fisik, bahan padat seperti kayu, kertas, gelas, dan plastic dipisahkan dari sampah secara organic.Secara kimia, bakteri akan mengubah sampah organic menjadi karbon dioksida, nitrat, fosfat, sulfat, ammonia, hydrogen sulfide, dan metan. Proses pengomposan dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme termofilik untuk mendegradasi sampah-sampah organic menjadi pupuk alam (humus).
Limbah pertanian seperti insektisida dan herbisida sulit didegradasi oleh mikroorganisme sehingga terakumulasi dilingkungan dan menyebabkan kerusakan lingkungan. Banyak penelitian diarahkan untuk mencari, mengisolasi, dan mengembangkan mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk mendegradasi limbah yang selama ini dikenal sulit untuk didegradasi. 

3.      3. Bioteknologi modern dan rekayasa genetik

 

Bioteknologi dan rekayasa genetik dalam bidang kesehatan banyak diarahkan untuk terapi gen. Terapi gen dilakukan dengan cara menyisipkan gen yang hilang atau mengganti gen yang rusak pada sel manusia menggunakan virus nonpatogen. Virus nonpatoge ini berfungsi untuk membawa gen yang akan disisipkan ke dalam kromosom sel inang.
Sejak tahun 1990, terapi gen telah digunakan untuk pengobatan pasien defisiensi ADA (adenosin deaminase) yang menyebabkan penyakit kombinasi defisiensi imun yang parah (severe combined immunodeficiency disease, SCID). Terapi gen juga digunakan pada pasiedn dengan defisiensi reseptor LDL (low dednsity lipoprotein) yang menyebabkan LDL tidak dapat memasuki sel sehingga kadar LDL dalam darah tinggi. Hal tersebut menyebabkan risiko aterosklerosis dan penyakit jantung koroner (PJK). Di massa depan beberapa penyakit juga dapat disedmbuhkan dengan terapi gen, misalnya penyakit hemofilia, diabetes, sickle-cell anemia, dll.
Rekayasa genetik dibidang farmasi antara lain dilakukan dengan pembuatan edible vaccine, yaitu vaksin yang dapat dimakan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan rekayasa mikroorganisme dan tanaman tertentu sehingga dihasilkan tanaman yang sekaligus mengandung vaksin yang dapat dikonsumsi dengan cara dimakan.

4.      4. Farmasi dan kesehatan

Mikrobiologi dalam bidang kesehatan difokuskan pada penemuan substansi-substansi yang dapat menghancurkan mikroorganisme patogen tanpa menyebabkan hewan atau manusia terinfeksi. Pengobatan infeksi menggunkan substansi kimia disebut kemoterapi. Agen kermoterapi yang berasal dari bahan-bahan kimia dan dibuat dilaboratorium disebut obat sintetik, sedangkan bahan-pbahna kimia yang secara alami diproduksi oleh mikroorganisme untuk menghambat patogenitas mikroorganisme yang lain disebut antibiotik.
Selain sebagai sumber antibiotik, mikroorganisme juga dapat dimanfaatkan sebagai vaksin. Beberapa vaksin dikembangkan dari strain mikroorganisme yang tidak patogen (avirulen), yang disuntikan untuk menstimulasi imun imunitas terhadap strain mikroorganisme virulen yang telah dimatikan.
Beberapa jednis mikroorganisme, seperthi species bakteri dari genus Pseudomonas dan Propionibacterium diketahui dapat mempropduksi vitamin B12 (kobalamin). Vitamin lainnya yaitu B2 (riboflavin), dihasilkan dari proses fermentasi fungi Ashbya gossypii. Vitamin C (asam ascorbat) diproduksi oleh species Acetobacter melalui proses modifikasi glukosa kompleks.
Beberapa jenis ednzim juga diketahui dihasilkan dari mikroorganisme. Enzim α-amilase yang banyak digunakan dalam industri sabun cuci (detergen) dipropduksi oleh Aspergillus spp. Enzim selulosa yang digunakan dalam industri kertas, diproduksi oleh Trichoderfma viridae. Enzim protease yang berguna untuk mengempukan daging dan juga digunakan dalam industri penyamakan kulit dihasilkan oleh Aspergillus oryzae.
Sebagian kecil mikroorganisme bersifat patogen. Mikroorganisme alami dal;am tubuh kita disebut mikroorganisme normal atau flora norfmal. Meskipun flora normal ini tidak patogen, namun dalam keadaan tertentu dapat bersifat patogen dan menimbulkan penyakit infeksi. Contoh mikroorganisme patogen adalah bakteri staphylococcus aureus dan E.coli O157:H7 yang menyebabkan diare, Shigella dysentriae yang menyebabkan disentri, khamir Candida albicans yang menyebabkan keputihan, kapang Aspergillus flavus yang menghasilkan aflatoksin yang dapat meracuni makanan, virus Ebola yang menyedbabkan penyakit Ebola, human immunodeficiency virus yang menyebabkan penyakit AIDS, protozoa Toxoplasma gondii yang menyebabkan toksoplasmosis, dan sebagainya.


  By : Lena Suprihatin (21101008)
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG